SAK Entitas Privat: Memahami Standar Akuntansi Baru dan Pengaruhnya terhadap Bisnis Anda

Wahyu EL

SAK Entitas Privat: Memahami Standar Akuntansi Baru dan Pengaruhnya terhadap Bisnis Anda


SAK Entitas Privat: Memahami Standar Akuntansi Baru dan Pengaruhnya terhadap Bisnis Anda



I. Pendahuluan



Latar Belakang dan Tujuan Artikel


Perkembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia terus berlanjut, dengan tujuan menciptakan ekosistem pelaporan keuangan yang komprehensif dan relevan bagi berbagai jenis entitas. Dalam konteks ini, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP) sebagai evolusi dari Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK EP disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 30 Juni 2021, dan akan efektif berlaku per 1 Januari 2025, menggantikan SAK ETAP.1 Penerapan dini standar ini diperkenankan untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2022.1

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai SAK EP, mulai dari definisi, tujuan, manfaat, hingga implikasi praktisnya terhadap penyusunan laporan keuangan dan operasional bisnis. Sebagai entitas privat, pemahaman yang komprehensif mengenai standar baru ini adalah kunci untuk memastikan kepatuhan, meningkatkan kualitas informasi keuangan, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang.


Mengapa SAK Entitas Privat Penting bagi Bisnis Anda


SAK EP dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas privat, yang seringkali memiliki sumber daya terbatas dibandingkan entitas publik. Penerapan standar ini bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga tentang peningkatan kualitas dan relevansi informasi keuangan yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.

Informasi keuangan yang berkualitas tinggi, yang dihasilkan dari penerapan SAK EP, akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi perusahaan secara riil dan relevan.1 Hal ini sangat penting bagi berbagai pengguna laporan keuangan eksternal, seperti pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan, kreditor saat ini dan potensial, serta badan pemeringkat kredit, membantu mereka membuat keputusan ekonomi yang lebih baik.1 Laporan keuangan yang transparan juga menunjukkan hasil penatagunaan oleh manajemen dan akuntabilitas manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.1

Penyajian laporan keuangan yang berkualitas tinggi melalui SAK EP dapat memberikan keunggulan kompetitif. Ketika entitas privat mampu menyajikan laporan keuangan yang andal dan transparan, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan yang lebih besar dari para pemangku kepentingan eksternal. Bagi kreditor, peningkatan kepercayaan ini dapat berarti akses ke persyaratan pinjaman yang lebih menguntungkan, seperti suku bunga yang lebih rendah atau batas kredit yang lebih besar. Bagi investor potensial, informasi yang jelas dan dapat dipercaya dapat memfasilitasi proses penggalangan modal yang lebih mudah. Dengan demikian, penerapan SAK EP dapat secara langsung berkontribusi pada penurunan biaya modal dan peningkatan akses terhadap pembiayaan, yang pada gilirannya akan mendukung potensi pertumbuhan entitas. Ini menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap SAK EP bukan sekadar kewajiban regulasi, melainkan sebuah langkah strategis yang dapat membedakan entitas di pasar dan mendukung ekspansi bisnis.


II. Apa itu SAK Entitas Privat?



Definisi dan Karakteristik Entitas Privat (Siapa yang Wajib/Boleh Menerapkan SAK EP)


SAK Entitas Privat (SAK EP) adalah standar akuntansi keuangan yang secara spesifik ditujukan untuk entitas privat. Menurut SAK EP (Paragraf 1.2), entitas privat didefinisikan sebagai entitas yang memenuhi dua kriteria utama:

  1. Tidak memiliki akuntabilitas publik: Ini berarti instrumen utang atau ekuitas entitas tidak diperdagangkan di pasar publik (bursa efek domestik atau asing, atau pasar over-the-counter), dan entitas tersebut tidak sedang dalam proses menerbitkan instrumen tersebut untuk diperdagangkan secara publik.1 Selain itu, entitas tidak menguasai aset dalam kapasitas fidusia (kepercayaan) bagi kelompok pihak luar yang beragam sebagai usaha utamanya.1 Contoh entitas yang
    memiliki akuntabilitas publik adalah sebagian besar bank, koperasi simpan pinjam, perusahaan asuransi, broker/dealer sekuritas, reksa dana, dan bank investasi.1 Namun, jika penguasaan aset fidusia bersifat insidental terhadap usaha utama (misalnya, agen perjalanan atau agen real estat, sekolah, organisasi sosial yang mensyaratkan nominal deposit keanggotaan, atau penjual yang menerima pembayaran di muka atas pengiriman barang atau jasa seperti perusahaan utilitas), hal tersebut tidak menjadikan mereka memiliki akuntabilitas publik.1

  2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum: Laporan keuangan ini ditujukan bagi pengguna eksternal yang tidak memiliki kemampuan untuk meminta laporan keuangan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi spesifik mereka.1 Contoh pengguna eksternal ini termasuk pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan bisnis, kreditor saat ini dan potensial, serta badan pemeringkat kredit.1

Meskipun SAK EP ditujukan untuk entitas privat, entitas yang memiliki akuntabilitas publik dapat menggunakan SAK EP jika otoritas berwenang mengeluarkan regulasi yang mengizinkan penggunaan standar ini.1 Selain itu, entitas anak yang induknya menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis IFRS tidak dilarang menggunakan SAK EP untuk laporan keuangannya sendiri, asalkan entitas anak tersebut memenuhi kriteria entitas privat dan/atau diizinkan oleh otoritas berwenang.1

Fleksibilitas dalam penerapan SAK EP ini menunjukkan adanya pertimbangan yang cermat dari penyusun standar. Otoritas berwenang, dengan mengizinkan entitas yang memiliki akuntabilitas publik atau entitas anak dari kelompok yang menggunakan SAK penuh untuk menerapkan SAK EP, mengakui bahwa beban kepatuhan terhadap standar yang lebih kompleks mungkin tidak proporsional dengan manfaat yang diperoleh untuk jenis entitas tertentu. Ini mencerminkan upaya untuk mengoptimalkan biaya dan manfaat pelaporan keuangan. Bagi entitas anak, penggunaan SAK EP untuk laporan keuangan tersendiri dapat mengurangi kompleksitas dan biaya pelaporan internal, meskipun laporan keuangan konsolidasian induknya tetap menggunakan SAK penuh. Pendekatan ini menegaskan bahwa SAK EP bukan sekadar standar yang "lebih rendah," melainkan standar yang "sesuai tujuan" (fit-for-purpose), yang memungkinkan entitas untuk memilih kerangka pelaporan yang paling efisien dan tetap kredibel. Pemahaman akan fleksibilitas ini memungkinkan entitas untuk secara strategis menilai status akuntabilitas publik dan lanskap regulasi mereka guna menentukan kerangka pelaporan yang paling sesuai, alih-alih secara otomatis memilih standar yang paling kompleks.


Tujuan Laporan Keuangan SAK Entitas Privat


Tujuan utama laporan keuangan yang disusun berdasarkan SAK EP adalah untuk menyediakan informasi yang relevan dan andal mengenai posisi keuangan, kinerja, dan arus kas entitas.1 Informasi ini krusial untuk membantu berbagai pengguna eksternal dalam membuat keputusan ekonomi yang tepat.

Selain itu, laporan keuangan ini juga berfungsi sebagai bentuk penatagunaan oleh manajemen dan akuntabilitas manajemen atas sumber daya yang telah dipercayakan kepadanya.1 Hal ini menunjukkan bagaimana manajemen telah mengelola aset dan liabilitas entitas, serta kinerja operasionalnya selama periode pelaporan, memberikan gambaran yang jelas tentang pertanggungjawaban mereka.


Manfaat Penerapan SAK Entitas Privat bagi Entitas


Penerapan SAK EP membawa sejumlah manfaat signifikan bagi entitas privat, yang dirancang untuk mengoptimalkan pelaporan keuangan tanpa membebani entitas secara berlebihan:

  • Penyederhanaan: SAK EP menawarkan penyederhanaan yang substansial dibandingkan dengan SAK berbasis IFRS Standards. Ini mencakup penyesuaian topik pengaturan yang relevan, metode kebijakan akuntansi yang lebih sederhana, prinsip pengukuran yang disederhanakan, dan persyaratan pengungkapan yang tidak terlalu ekstensif.1 Tujuannya adalah agar standar ini dapat diterapkan tanpa biaya atau upaya yang berlebihan.1

  • Cakupan Topik Komprehensif: Meskipun disederhanakan, SAK EP tetap mencakup beragam topik akuntansi yang disajikan dalam 35 bab, dilengkapi dengan contoh laporan keuangan ilustratif.1 Ini memastikan bahwa entitas privat memiliki panduan yang memadai untuk berbagai transaksi dan peristiwa bisnis.

  • Informasi Berkualitas Tinggi: Dengan mengadopsi IFRS for SMEs versi 2015, SAK EP bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas tinggi. Laporan ini memberikan informasi yang mencerminkan kondisi perusahaan secara riil dan relevan, yang sangat berharga bagi pemangku kepentingan utama.1

  • Peningkatan Akses ke Pasar Modal: Laporan keuangan yang berkualitas dan transparan dapat membantu entitas privat dalam mengakses pasar modal. Informasi yang lebih baik memungkinkan penyedia modal (misalnya, bank atau investor) membuat keputusan yang lebih tepat, yang pada gilirannya dapat menghasilkan biaya modal yang lebih rendah dan peningkatan efisiensi pasar modal secara keseluruhan.1

  • Keputusan Manajemen yang Lebih Baik: Informasi keuangan yang disusun berdasarkan SAK EP juga bermanfaat untuk pengambilan keputusan internal manajemen. Data yang lebih akurat dan relevan memungkinkan manajemen membuat keputusan operasional dan strategis yang lebih baik.1

Manfaat-manfaat ini secara kolektif dapat membantu entitas privat menjembatani kesenjangan informasi yang sering terjadi antara manajemen internal dan pemangku kepentingan eksternal. Entitas privat seringkali menghadapi asimetri informasi yang signifikan saat mencari pembiayaan eksternal atau berinteraksi dengan pemilik yang tidak terlibat dalam pengelolaan. Pemberi pinjaman dan investor cenderung memiliki informasi yang lebih sedikit tentang kesehatan keuangan entitas dibandingkan manajemen internal, yang menyebabkan persepsi risiko yang lebih tinggi. Persepsi risiko ini kemudian diterjemahkan menjadi biaya pinjaman yang lebih tinggi atau persyaratan investasi yang lebih ketat. Dengan menyediakan kerangka kerja yang disederhanakan namun kuat untuk pelaporan keuangan berkualitas tinggi, SAK EP secara efektif mengurangi asimetri informasi ini. Prinsip "tanpa biaya atau upaya yang berlebihan" memastikan bahwa manfaat ini dapat dicapai tanpa membebani entitas secara tidak masuk akal, menjadikan standar ini praktis bagi target audiensnya. SAK EP berfungsi sebagai jembatan penting, memungkinkan entitas privat untuk mengomunikasikan kondisi keuangan mereka secara lebih efektif dan kredibel kepada pihak eksternal. Hal ini tidak hanya memfasilitasi akses ke modal, tetapi juga meningkatkan reputasi dan kepercayaan entitas secara keseluruhan dalam ekosistem ekonomi yang lebih luas, sehingga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.


Perbandingan SAK Entitas Privat dengan SAK Umum (IFRS) dan SAK EMKM: Fokus pada Penyederhanaan Kunci


Indonesia kini memiliki kerangka pelaporan keuangan yang lengkap, yang terdiri dari tiga pilar utama: SAK (berbasis IFRS), SAK EP (berbasis IFRS for SMEs), dan SAK EMKM (untuk usaha mikro, kecil, dan menengah). SAK EP menempati posisi tengah, menawarkan keseimbangan antara kompleksitas SAK dan kesederhanaan SAK EMKM.1

Penyederhanaan Utama SAK EP:

  • Ruang Lingkup Pengaturan yang Disesuaikan: SAK EP memfokuskan pada topik-topik yang paling relevan bagi entitas privat, menghindari kompleksitas yang tidak perlu yang sering ditemukan dalam SAK berbasis IFRS penuh.1

  • Metode Kebijakan Akuntansi yang Lebih Sederhana: Standar ini menyediakan metode yang lebih mudah untuk penerapan kebijakan akuntansi.1

  • Prinsip Pengukuran yang Disederhanakan: Prinsip-prinsip pengukuran item keuangan dalam SAK EP dirancang agar lebih mudah diterapkan.1

  • Persyaratan Pengungkapan yang Disederhanakan: SAK EP memiliki persyaratan pengungkapan yang tidak seluas SAK berbasis IFRS, mengurangi beban administratif.1

  • Konsep "Tanpa Biaya atau Upaya yang Berlebihan": Salah satu fitur kunci SAK EP adalah adanya pengecualian untuk persyaratan tertentu jika penerapan standar tersebut akan melibatkan biaya atau upaya yang berlebihan bagi entitas.1 Ini memungkinkan entitas privat untuk fleksibel dalam penerapan beberapa ketentuan, asalkan manfaatnya tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Penilaian "biaya atau upaya yang berlebihan" ini bergantung pada kondisi spesifik entitas dan pertimbangan manajemen, dengan ambang batas yang lebih rendah dibandingkan entitas publik karena entitas privat tidak memiliki akuntabilitas kepada pemangku kepentingan publik.1 Jika pengecualian ini digunakan, entitas harus mengungkapkan fakta tersebut dan alasannya.1

Kerangka berjenjang ini, terutama dengan adanya prinsip "tanpa biaya atau upaya yang berlebihan", mencerminkan filosofi IAI dalam menyeimbangkan kualitas pelaporan dengan kapasitas praktis entitas. IAI menyadari bahwa pendekatan "satu ukuran cocok untuk semua" (yaitu, mewajibkan IFRS penuh untuk semua entitas) akan membebankan biaya yang tidak proporsional pada entitas privat yang lebih kecil, berpotensi menghambat pertumbuhan mereka atau bahkan memaksa mereka keluar dari bisnis. Dengan menyediakan SAK EP yang memiliki mekanisme penyederhanaan eksplisit dan klausul "tanpa biaya atau upaya yang berlebihan", IAI secara efektif menerapkan analisis biaya-manfaat pada tingkat regulasi. Hal ini memungkinkan entitas privat untuk mencapai kualitas pelaporan keuangan yang sesuai bagi pengguna eksternal mereka tanpa harus menanggung biaya yang memberatkan untuk perlakuan akuntansi atau pengungkapan kompleks yang mungkin tidak memberikan nilai tambah yang sepadan bagi basis pengguna spesifik mereka. Pendekatan ini mendorong lingkungan regulasi yang lebih mendukung pertumbuhan sektor swasta. Bisnis dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien menuju operasi inti daripada terbebani oleh biaya kepatuhan yang berlebihan, sambil tetap menjaga kredibilitas di mata pemangku kepentingan mereka.

Berikut adalah tabel perbandingan singkat antara SAK Entitas Privat, SAK Umum (IFRS), dan SAK EMKM:

Tabel 1: Perbandingan SAK Entitas Privat, SAK Umum (IFRS), dan SAK EMKM

Fitur Kunci

SAK Umum (IFRS)

SAK Entitas Privat (SAK EP)

SAK EMKM

Target Entitas

Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan

Entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Basis Standar

IFRS Penuh

IFRS for SMEs (versi 2015)

PSAK 45 (Laporan Keuangan Entitas Nirlaba) yang disederhanakan

Kompleksitas

Sangat kompleks

Menengah (lebih sederhana dari SAK, lebih komprehensif dari SAK EMKM)

Sederhana

Tujuan

Kualitas informasi tinggi untuk pasar modal global

Kualitas informasi tinggi tanpa biaya/upaya berlebihan

Laporan keuangan sederhana untuk UMKM

Penyederhanaan

Tidak ada

Penyesuaian ruang lingkup, metode, pengukuran, pengungkapan, konsep "tanpa biaya atau upaya yang berlebihan" 1

Sangat disederhanakan

Efektif Per

Bervariasi per PSAK

1 Januari 2025 (dini: 1 Januari 2022) 1

Bervariasi per PSAK EMKM


III. Pengaruh SAK Entitas Privat terhadap Penyusunan Laporan Keuangan Bisnis Anda


Penerapan SAK EP secara fundamental memengaruhi cara entitas privat menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Standar ini tidak hanya menetapkan format, tetapi juga prinsip-prinsip mendasar yang harus dipatuhi untuk memastikan informasi yang disajikan relevan dan andal.


Prinsip-prinsip Kualitatif Informasi Keuangan


SAK EP menekankan pada karakteristik kualitatif informasi keuangan yang esensial untuk pengambilan keputusan yang efektif.1 Prinsip-prinsip ini menjadi landasan dalam setiap proses akuntansi:

  • Keterpahaman: Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang aktivitas bisnis, ekonomi, dan akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun, kebutuhan akan keterpahaman tidak mengizinkan penghilangan informasi relevan hanya karena dianggap terlalu sulit dipahami oleh sebagian pengguna.1

  • Relevansi: Informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk pengambilan keputusan. Informasi dianggap relevan jika memiliki kemampuan untuk memengaruhi keputusan ekonomi pengguna, baik dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, maupun dengan mengonfirmasi atau mengoreksi evaluasi di masa lalu.1

  • Materialitas: Informasi bersifat material jika penghilangan atau salah saji dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang dibuat berdasarkan laporan keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat penghilangan atau salah saji yang dinilai dengan memperhatikan keadaan terkait. Penting untuk tidak membuat penyimpangan tidak material dari SAK EP demi mencapai penyajian tertentu atas posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas.1

  • Keandalan: Informasi yang disediakan harus andal, artinya bebas dari kesalahan material dan bias, serta merepresentasikan secara tepat apa yang dimaksudkan untuk disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias (tidak netral) jika pemilihan atau penyajian informasi dimaksudkan untuk memengaruhi pengambilan keputusan demi mencapai hasil yang telah ditentukan sebelumnya.1

  • Substansi Mengungguli Bentuk: Transaksi dan peristiwa serta kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansinya, bukan hanya bentuk legalnya. Pendekatan ini meningkatkan keandalan laporan keuangan.1

  • Prudensi: Ketidakpastian yang tak terhindarkan dalam berbagai peristiwa dan keadaan diatasi dengan pengungkapan sifat dan luas ketidakpastian tersebut, serta dengan penerapan prudensi dalam penyusunan laporan keuangan. Prudensi adalah tingkat kehati-hatian dalam membuat estimasi yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi, dan liabilitas atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun, prudensi tidak mengizinkan kurang saji yang disengaja atas aset atau penghasilan, atau lebih saji yang disengaja atas liabilitas atau beban; dengan kata lain, prudensi tidak mengizinkan bias.1

  • Kelengkapan: Agar andal, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Penghilangan dapat menyebabkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan, sehingga tidak andal dan relevansinya berkurang.1

  • Keterbandingan: Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Selain itu, laporan keuangan dari entitas berbeda juga harus dapat dibandingkan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan arus kas secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa yang sejenis harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas (antarperiode) dan secara konsisten dengan entitas lain. Pengguna juga harus mendapat informasi mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan dan setiap perubahannya.1

  • Ketepatwaktuan: Agar relevan, informasi harus dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna dalam rentang waktu pengambilan keputusan. Keterlambatan yang tidak semestinya dalam pelaporan informasi dapat menyebabkan informasi kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal.1

  • Keseimbangan antara Manfaat dan Biaya: Manfaat yang diperoleh dari informasi seharusnya melebihi biaya penyediaan informasi tersebut. Evaluasi manfaat dan biaya pada dasarnya adalah proses yang memerlukan pertimbangan. Biaya tidak selalu ditanggung oleh pihak yang menikmati manfaat, dan seringkali manfaat informasi dinikmati oleh sejumlah besar pengguna eksternal.1


Dampak pada Struktur dan Komponen Laporan Keuangan Lengkap


SAK EP mensyaratkan penyajian laporan keuangan secara wajar, yang berarti merepresentasikan secara tepat dampak dari transaksi, peristiwa, dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, dan beban yang diatur dalam Bab 2 SAK EP.1 Kepatuhan terhadap SAK EP harus dinyatakan secara eksplisit dan tanpa kecuali dalam catatan atas laporan keuangan.1

Manajemen entitas harus membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan kelangsungan usaha, dengan mempertimbangkan semua informasi yang tersedia mengenai masa depan, setidaknya dua belas bulan dari tanggal pelaporan.1 Jika terdapat ketidakpastian material yang signifikan, hal tersebut harus diungkapkan.1

Entitas diwajibkan menyajikan laporan keuangan lengkap setidaknya secara tahunan, termasuk informasi komparatif untuk periode sebelumnya.1 Konsistensi dalam penyajian dan klasifikasi item harus dipertahankan dari satu periode ke periode berikutnya, kecuali ada perubahan signifikan dalam operasi atau jika standar mensyaratkan perubahan.1 Setiap perubahan penyajian atau klasifikasi harus direklasifikasi secara retrospektif jika praktis, dengan pengungkapan sifat, jumlah, dan alasan reklasifikasi.1

Setiap kelas item serupa yang material harus disajikan secara tersendiri. Item yang tidak serupa dalam sifat atau fungsi juga harus disajikan tersendiri kecuali tidak material.1

Laporan keuangan lengkap entitas berdasarkan SAK EP terdiri dari 1:

  • Laporan Posisi Keuangan per tanggal pelaporan.

  • Salah satu dari:

  • Satu laporan penghasilan komprehensif yang menampilkan seluruh item penghasilan dan beban yang diakui, termasuk laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.

  • Satu laporan laba rugi dan satu laporan penghasilan komprehensif terpisah.

  • Laporan Perubahan Ekuitas selama periode pelaporan. Namun, jika perubahan ekuitas hanya berasal dari laba rugi, dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi, entitas dapat menyajikan laporan laba rugi dan saldo laba sebagai pengganti laporan penghasilan komprehensif dan laporan perubahan ekuitas.1

  • Laporan Arus Kas selama periode pelaporan.

  • Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.1

Setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan harus diidentifikasi dengan jelas, termasuk nama entitas, apakah mencakup entitas individual atau kelompok, tanggal akhir periode pelaporan, periode yang dicakup, mata uang penyajian, dan level pembulatan.1


Konsep "Tanpa Biaya atau Upaya yang Berlebihan" dalam SAK Entitas Privat


Konsep "tanpa biaya atau upaya yang berlebihan" merupakan fitur fundamental dalam SAK EP yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas praktis bagi entitas privat. Prinsip ini memungkinkan pengecualian terhadap persyaratan tertentu dalam standar jika kepatuhan terhadap persyaratan tersebut akan melibatkan biaya atau upaya yang substansial dan tidak proporsional.1

Penilaian apakah perolehan atau penentuan informasi penting untuk mematuhi suatu persyaratan akan melibatkan biaya atau upaya yang berlebihan bergantung pada kondisi spesifik entitas dan pertimbangan manajemen mengenai biaya dan manfaat dari penerapan persyaratan tersebut.1 Pertimbangan ini mengharuskan entitas untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan ekonomi pihak yang diperkirakan menggunakan laporan keuangan akan terpengaruh karena tidak memiliki informasi tersebut.1 Penerapan suatu persyaratan dianggap melibatkan biaya atau upaya yang berlebihan bagi entitas privat jika biaya inkremental (misalnya, biaya jasa penilai) atau usaha tambahan (misalnya, usaha keras pegawai) secara substansial melebihi manfaat yang akan diterima oleh pihak yang diperkirakan menggunakan laporan keuangan entitas privat dari perolehan informasi tersebut.1 Ambang batas untuk penilaian biaya atau upaya yang berlebihan ini umumnya lebih rendah bagi entitas privat dibandingkan dengan entitas yang memiliki akuntabilitas publik, karena entitas privat tidak memiliki akuntabilitas kepada pemangku kepentingan publik yang lebih luas.1

Jika pengecualian biaya atau upaya yang berlebihan digunakan, entitas wajib mengungkapkan fakta tersebut dan alasan mengapa penerapan persyaratan tersebut melibatkan biaya atau upaya yang berlebihan.1 Konsep ini menegaskan komitmen SAK EP untuk menyeimbangkan kualitas pelaporan dengan kepraktisan implementasi bagi entitas privat.


IV. Perlakuan Akuntansi Spesifik di Bawah SAK Entitas Privat dan Implikasinya


SAK EP menyediakan panduan yang terperinci untuk perlakuan akuntansi berbagai item, termasuk instrumen keuangan dasar, aset takberwujud selain goodwill, kombinasi bisnis dan goodwill, serta sewa. Pemahaman mendalam tentang perlakuan ini sangat penting untuk penyusunan laporan keuangan yang akurat dan relevan.


Instrumen Keuangan Dasar


Bab 11 SAK EP mengatur pengakuan, penghentian pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan instrumen keuangan dasar. Entitas dapat memilih untuk menerapkan persyaratan Bab 11 dan 12 secara penuh, atau persyaratan pengakuan dan pengukuran dalam PSAK 55 (efektif 1 Januari 2018) serta persyaratan pengungkapan dalam Bab 11 dan 12.1

  • Pengakuan Awal: Entitas mengakui aset atau liabilitas keuangan hanya jika entitas menjadi salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.1 Pada pengakuan awal, instrumen keuangan diukur pada harga transaksi, termasuk biaya transaksi. Namun, jika pengaturan tersebut pada dasarnya merupakan transaksi pembiayaan (misalnya, pembayaran ditangguhkan melebihi jangka waktu usaha normal atau dibiayai pada suku bunga non-pasar), entitas mengukur aset atau liabilitas pada nilai sekarang dari pembayaran masa depan yang didiskontokan berdasarkan suku bunga pasar untuk instrumen utang serupa.1

  • Pengukuran Selanjutnya: Pada akhir setiap periode pelaporan, instrumen utang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.1 Instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai aset lancar atau liabilitas jangka pendek diukur pada jumlah kas yang tidak didiskontokan atau imbalan lain yang diperkirakan akan dibayar atau diterima, kecuali jika pengaturan tersebut merupakan transaksi pembiayaan.1 Investasi dalam saham preferen yang tidak dapat dikonversi dan saham biasa atau saham preferen tanpa opsi jual diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika diperdagangkan secara publik atau nilai wajarnya dapat diukur secara andal tanpa biaya atau upaya yang berlebihan. Bentuk investasi lainnya diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.1

  • Penurunan Nilai: Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi. Jika terdapat bukti objektif penurunan nilai, kerugian penurunan nilai diakui langsung dalam laba rugi.1

  • Penghentian Pengakuan: Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan hanya ketika hak kontraktual atas arus kas dari aset tersebut kedaluwarsa atau diselesaikan, atau entitas mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan, atau entitas telah mengalihkan pengendalian aset ke pihak lain meskipun mempertahankan beberapa risiko dan manfaat signifikan.1 Entitas menghentikan pengakuan liabilitas keuangan hanya ketika liabilitas tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang ditentukan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan, atau kedaluwarsa.1


Aset Takberwujud Selain Goodwill


Bab 18 SAK EP mengatur akuntansi untuk seluruh aset takberwujud selain goodwill dan aset takberwujud yang dikuasai untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal.1 Aset takberwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa substansi fisik.1

  • Pengakuan: Entitas mengakui aset takberwujud sebagai aset jika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan yang dapat diatribusikan pada aset akan mengalir ke entitas, biaya perolehan atau nilai aset dapat diukur secara andal, dan aset tidak dihasilkan dari pengeluaran yang terjadi secara internal pada suatu item takberwujud.1 Pengeluaran internal untuk item takberwujud, termasuk seluruh pengeluaran untuk aktivitas penelitian dan pengembangan, diakui sebagai beban ketika terjadi, kecuali jika pengeluaran tersebut merupakan bagian dari biaya perolehan aset lain yang memenuhi kriteria pengakuan dalam standar ini.1

  • Pengukuran Awal: Aset takberwujud pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan.1 Biaya perolehan aset yang diakuisisi secara terpisah terdiri dari harga beli dan biaya langsung yang dapat diatribusikan untuk mempersiapkan aset digunakan.1 Jika diakuisisi dalam kombinasi bisnis, biaya perolehan adalah nilai wajar pada tanggal akuisisi.1

  • Pengukuran Selanjutnya: Setelah pengakuan awal, aset takberwujud diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.1

  • Umur Manfaat: Untuk tujuan SAK EP, seluruh aset takberwujud dianggap memiliki umur manfaat terbatas.1 Jika umur manfaat aset takberwujud tidak dapat ditetapkan secara andal, umur manfaatnya dapat ditentukan berdasarkan estimasi terbaik manajemen tetapi tidak melebihi sepuluh tahun.1

  • Amortisasi: Entitas mengalokasikan jumlah terdepresiasi aset takberwujud secara sistematis sepanjang umur manfaatnya. Amortisasi setiap periode diakui sebagai beban, kecuali bab lain dalam standar ini mensyaratkan biaya untuk diakui sebagai bagian dari biaya aset lain (misalnya persediaan atau aset tetap).1 Amortisasi dimulai ketika aset takberwujud tersedia untuk digunakan dan berhenti ketika aset dihentikan pengakuannya.1

  • Penurunan Nilai: Entitas menerapkan Bab 27 SAK EP untuk menentukan apakah aset takberwujud mengalami penurunan nilai.1

  • Penghentian Pengakuan: Entitas menghentikan pengakuan aset takberwujud dan mengakui keuntungan atau kerugian dalam laba rugi pada saat pelepasan atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya.1


Kombinasi Bisnis dan Goodwill


Bab 19 SAK EP mengatur akuntansi untuk seluruh kombinasi bisnis, kecuali kombinasi entitas atau bisnis sepengendali, pembentukan ventura bersama, dan akuisisi kelompok aset yang bukan merupakan suatu bisnis.1

  • Akuntansi: Seluruh kombinasi bisnis dicatat dengan menerapkan metode pembelian.1

  • Langkah-langkah Metode Pembelian: Meliputi pengidentifikasian pihak pengakuisisi, pengukuran biaya kombinasi bisnis, dan pengalokasian biaya kombinasi bisnis ke aset yang diakuisisi serta liabilitas dan provisi untuk liabilitas kontinjensi yang diambil alih pada tanggal akuisisi.1 Pihak pengakuisisi adalah entitas kombinasi yang memperoleh pengendalian atas entitas atau bisnis kombinasi lainnya.1

  • Pengakuan Aset dan Liabilitas: Pihak pengakuisisi mengakui aset, liabilitas, dan liabilitas kontinjensi teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi secara terpisah pada tanggal akuisisi hanya jika aset, liabilitas, dan liabilitas kontinjensi tersebut memenuhi kriteria pengakuan tertentu (misalnya, kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir dan nilai wajar dapat diukur secara andal).1 Pengecualian diterapkan untuk aset pajak tangguhan/liabilitas pajak tangguhan (diatur Bab 29) dan liabilitas/aset terkait imbalan kerja (diatur Bab 28).1

  • Goodwill: Goodwill yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis diakui sebagai aset dan pada awalnya diukur pada biaya perolehan, yaitu selisih lebih biaya kombinasi bisnis atas kepentingan pihak pengakuisisi dalam nilai wajar neto aset, liabilitas, dan liabilitas kontinjensi teridentifikasi yang diakui.1

  • Pengukuran Goodwill Selanjutnya: Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.1 Jika umur manfaat
    goodwill tidak bisa ditentukan secara andal, umur tersebut ditentukan berdasarkan estimasi terbaik manajemen tetapi tidak melebihi sepuluh tahun.1 Entitas mengikuti Bab 27 untuk mengakui dan mengukur penurunan nilai
    goodwill.1

  • Goodwill Negatif: Jika kepentingan pihak pengakuisisi dalam nilai wajar neto aset, liabilitas, dan provisi untuk liabilitas kontinjensi teridentifikasi melebihi biaya kombinasi bisnis (kadang diistilahkan sebagai 'goodwill negatif'), pihak pengakuisisi menilai kembali identifikasi dan pengukuran aset, liabilitas, dan provisi, serta pengukuran biaya perolehan kombinasi. Setelah penilaian kembali tersebut, sisa selisih lebih segera diakui dalam laba rugi.1


Sewa


Bab 20 SAK EP mencakup akuntansi untuk seluruh sewa, kecuali beberapa jenis sewa khusus (misalnya sewa eksplorasi mineral, perjanjian lisensi, pengukuran properti investasi yang dikuasai penyewa, aset biologis, dan sewa yang dapat menyebabkan kerugian tidak terkait perubahan harga aset/kurs/suku bunga).1

  • Klasifikasi Sewa: Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset. Jika tidak, sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi.1 Klasifikasi ini tergantung pada substansi transaksi, bukan pada bentuk kontraknya.1

  • Sewa Pembiayaan (Penyewa): Pada permulaan masa sewa, penyewa mengakui hak guna dan kewajiban dalam sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan pada jumlah yang setara dengan nilai wajar aset sewaan atau, jika lebih rendah, sebesar nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum, yang ditentukan pada awal sewa.1 Biaya langsung awal penyewa ditambahkan dalam jumlah yang diakui sebagai aset.1 Penyewa memisahkan pembayaran sewa minimum antara bagian yang merupakan beban keuangan dan pengurang liabilitas menggunakan metode suku bunga efektif.1 Aset sewaan didepresiasikan sesuai dengan bab yang relevan dalam standar ini untuk jenis aset tersebut.1

  • Sewa Operasi (Penyewa): Penyewa mengakui pembayaran sewa dalam sewa operasi (tidak termasuk biaya untuk jasa seperti asuransi dan pemeliharaan) sebagai beban selama masa sewa dengan dasar garis lurus, kecuali dalam keadaan terdapat dasar sistematis lain yang mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna, atau pembayaran diatur sehingga meningkat sejalan dengan perkiraan inflasi umum.1

  • Sewa Pembiayaan (Pesewa): Pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam sewa pembiayaan pada laporan posisi keuangan dan menyajikannya sebagai piutang sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto.1 Pengakuan penghasilan keuangan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto pesewa dalam sewa pembiayaan.1

  • Sewa Operasi (Pesewa): Pesewa menyajikan aset untuk sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan sifat aset tersebut.1 Pesewa mengakui penghasilan sewa dari sewa operasi dalam laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali ada dasar sistematis lain atau pembayaran diatur untuk meningkat sejalan dengan perkiraan inflasi umum.1

  • Transaksi Jual dan Sewa-Balik: Jika transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan sewa pembiayaan, penjual-penyewa tidak langsung mengakui selisih lebih hasil penjualan atas jumlah tercatat sebagai penghasilan. Namun, penjual-penyewa menangguhkan selisih lebih tersebut dan mengamortisasikannya selama masa sewa.1 Jika transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan sewa operasi, dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka penjual-penyewa langsung mengakui laba atau rugi.1

Berikut adalah ringkasan perlakuan akuntansi utama di bawah SAK Entitas Privat:

Tabel 2: Ringkasan Perlakuan Akuntansi Utama di SAK Entitas Privat

Area Akuntansi

Pengakuan Awal

Pengukuran Selanjutnya

Keterangan Penting

Instrumen Keuangan Dasar 1

Harga transaksi (termasuk biaya transaksi), kecuali transaksi pembiayaan (nilai sekarang diskonto suku bunga pasar)

Instrumen utang: Biaya perolehan diamortisasi (metode suku bunga efektif); Saham publik: Nilai wajar melalui L/R; Lainnya: Biaya perolehan dikurangi penurunan nilai

Penurunan nilai diakui langsung di L/R jika ada bukti objektif.

Aset Takberwujud (selain Goodwill) 1

Biaya perolehan (harga beli + biaya langsung); Jika kombinasi bisnis: Nilai wajar

Biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai

Semua aset takberwujud memiliki umur manfaat terbatas (maks. 10 tahun jika tidak dapat diestimasi andal). Amortisasi diakui sebagai beban.

Kombinasi Bisnis & Goodwill 1

Metode pembelian. Goodwill diakui sebagai aset (selisih biaya kombinasi atas nilai wajar aset neto teridentifikasi)

Goodwill: Biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai (maks. 10 tahun jika tidak dapat diestimasi andal)

Goodwill negatif: Re-evaluasi, sisa selisih diakui langsung di L/R.

Sewa 1

Sewa Pembiayaan (Penyewa): Hak guna aset & liabilitas sewa (nilai wajar aset atau nilai sekarang pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah). Sewa Operasi (Penyewa): Tidak ada pengakuan aset/liabilitas awal.

Sewa Pembiayaan (Penyewa): Depresiasi aset, pisahkan pembayaran sewa menjadi beban keuangan & pengurang liabilitas. Sewa Operasi (Penyewa): Pembayaran sewa diakui sebagai beban garis lurus.

Klasifikasi sewa berdasarkan substansi (transfer risiko & manfaat). Transaksi jual & sewa-balik memiliki perlakuan khusus.


V. Transisi dan Implementasi SAK Entitas Privat


Transisi menuju SAK Entitas Privat merupakan langkah penting yang memerlukan perencanaan dan pemahaman yang cermat dari entitas privat di Indonesia.


Tanggal Efektif dan Penggantian SAK ETAP


SAK Entitas Privat (SAK EP) akan efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2025.1 Namun, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memberikan opsi penerapan dini (early application) untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah

1 Januari 2022.1 Jika suatu entitas memilih untuk menerapkan standar ini lebih awal, entitas tersebut harus mengungkapkan fakta tersebut.1

Penerbitan SAK EP secara resmi menggantikan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), yang akan tidak berlaku efektif per 1 Januari 2025.1 Perlu ditekankan bahwa entitas yang sebelumnya telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengatur persyaratan yang lebih kompleks daripada SAK EP, tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK EP.1 Hal ini memastikan bahwa entitas yang telah memenuhi standar pelaporan yang lebih tinggi tidak "turun" ke standar yang lebih sederhana, menjaga konsistensi dan kualitas pelaporan keuangan.


Ketentuan Transisi Penting bagi Pengadopsi Pertama Kali


Entitas yang menerapkan SAK EP untuk pertama kalinya disebut "pengadopsi pertama kali". Tanggal transisi ke SAK EP adalah awal periode paling awal di mana entitas menyajikan informasi komparatif secara penuh sesuai dengan standar ini dalam laporan keuangan pertamanya yang sesuai dengan SAK EP.1

Secara umum, pada tanggal transisi, entitas harus 1:

  • Mengakui seluruh aset dan liabilitas yang pengakuannya disyaratkan oleh SAK EP.

  • Tidak mengakui item sebagai aset atau liabilitas jika SAK EP tidak mengizinkan pengakuan tersebut.

  • Mereklasifikasi item yang diakui berdasarkan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya sebagai satu jenis aset, liabilitas, atau komponen ekuitas, namun merupakan jenis yang berbeda berdasarkan SAK EP.

  • Menerapkan SAK EP dalam mengukur seluruh aset dan liabilitas yang diakui.
    Penyesuaian yang dihasilkan dari transaksi, kejadian, atau kondisi lain sebelum tanggal transisi diakui secara langsung dalam saldo laba (atau, jika sesuai, kategori lain dari ekuitas) pada tanggal transisi.1

Namun, SAK EP juga menyediakan beberapa pengecualian terhadap penerapan retrospektif dan opsi pengecualian yang dapat dipilih oleh entitas pengadopsi pertama kali:

Pengecualian terhadap Penerapan Retrospektif (Tidak Diubah Secara Retrospektif) 1:

  • Penghentian pengakuan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang terjadi sebelum tanggal transisi. Entitas dapat memilih untuk menghentikan pengakuan aset dan liabilitas keuangan pada saat adopsi SAK EP atau melanjutkan pengakuan sampai dilepaskan atau diselesaikan.

  • Akuntansi lindung nilai untuk hubungan lindung nilai yang tidak lagi ada pada tanggal transisi.

  • Estimasi akuntansi yang dibuat pada periode sebelumnya.

  • Operasi yang dihentikan.

  • Pengukuran kepentingan nonpengendali (diterapkan secara prospektif).

  • Pinjaman pemerintah yang ada pada tanggal transisi (diterapkan secara prospektif).

Opsi Pengecualian (Dapat Dipilih untuk Tidak Diterapkan Secara Retrospektif) 1:

  • Kombinasi Bisnis: Pengadopsi pertama kali dapat memilih untuk tidak menerapkan Bab 19 SAK EP terhadap kombinasi bisnis yang terjadi sebelum tanggal transisi. Namun, jika memilih untuk menyajikan kembali satu kombinasi bisnis, maka semua kombinasi bisnis setelah tanggal tersebut juga harus disajikan kembali.

  • Transaksi Pembayaran Berbasis Saham: Tidak disyaratkan untuk menerapkan Bab 26 SAK EP atas instrumen ekuitas yang diberikan atau liabilitas yang timbul dari transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan sebelum tanggal transisi.

  • Nilai Wajar sebagai Biaya Perolehan (Deemed Cost): Dapat memilih untuk mengukur item aset tetap, properti investasi, atau aset takberwujud pada tanggal transisi pada nilai wajarnya dan menggunakan nilai wajar tersebut sebagai biaya perolehan.

  • Revaluasi sebagai Biaya Perolehan (Deemed Cost): Dapat memilih untuk menggunakan revaluasi berdasarkan standar lain sebelumnya atas item aset tetap pada, atau sebelum, tanggal transisi sebagai biaya perolehan pada tanggal revaluasi. Namun, pengecualian ini tidak berlaku untuk properti investasi dan aset takberwujud.1

  • Selisih Penjabaran Kumulatif: Dapat memilih untuk menganggap selisih penjabaran kumulatif untuk seluruh kegiatan usaha luar negeri menjadi nol pada tanggal transisi ("awal baru").

  • Laporan Keuangan Tersendiri: Jika pengadopsi pertama kali mengukur investasinya sebesar biaya perolehan, entitas dapat mengukur investasi tersebut pada biaya perolehan yang ditentukan sesuai Bab 9 atau biaya perolehan (deemed cost) yang merupakan nilai wajar pada tanggal transisi atau jumlah tercatat berdasarkan standar lain sebelumnya.

  • Instrumen Keuangan Majemuk: Tidak perlu memisahkan komponen liabilitas dan ekuitas jika komponen liabilitas tidak ada lagi pada tanggal transisi.

  • Pajak Penghasilan Tangguhan: Dapat menerapkan Bab 29 SAK EP secara prospektif sejak tanggal transisi.

  • Perjanjian Konsesi Jasa: Tidak disyaratkan untuk menerapkan paragraf 34.12–34.16 untuk perjanjian konsesi jasa yang disepakati sebelum tanggal transisi.

  • Aktivitas Ekstraktif: Entitas yang menggunakan akuntansi biaya penuh dapat memilih untuk mengukur aset minyak dan gas pada tanggal transisi sebesar jumlah yang ditentukan berdasarkan standar lain sebelumnya.

  • Pengaturan yang Mengandung Sewa: Dapat memilih untuk menentukan apakah suatu pengaturan yang ada pada tanggal transisi mengandung sewa berdasarkan fakta dan keadaan pada tanggal tersebut.

  • Liabilitas Purnaoperasi (Decommissioning) yang Termasuk dalam Biaya Perolehan Aset Tetap: Dapat memilih untuk mengukur komponen biaya perolehan item aset tetap pada tanggal transisi, bukan pada tanggal kewajiban awalnya muncul.

Jika entitas tidak praktis untuk membuat satu atau lebih penyesuaian yang disyaratkan pada tanggal transisi, entitas menerapkan paragraf 35.7–35.10 untuk penyesuaian tersebut pada periode paling awal sepanjang praktis untuk dilakukan, dan mengidentifikasi jumlah dalam laporan keuangan yang belum disajikan kembali. Jika tidak praktis untuk menyediakan pengungkapan apapun yang disyaratkan oleh standar ini, termasuk untuk periode komparatif, maka hal tersebut harus diungkapkan.1

Berikut adalah tabel ringkasan tanggal efektif dan ketentuan transisi penting SAK Entitas Privat:

Tabel 3: Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi Penting SAK Entitas Privat

Aspek

Detail

Tanggal Efektif Wajib 1

Periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2025

Penerapan Dini Diperkenankan 1

Periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2022

Penggantian Standar 1

Menggantikan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

Entitas yang Tidak Diperkenankan Menerapkan 1

Entitas yang telah menerapkan SAK (IFRS-based Standards) yang lebih kompleks

Prosedur Umum Transisi 1

Mengakui, tidak mengakui, mereklasifikasi, dan mengukur ulang aset/liabilitas sesuai SAK EP pada tanggal transisi. Penyesuaian ke saldo laba.

Pengecualian Penerapan Retrospektif 1

Penghentian pengakuan instrumen keuangan, akuntansi lindung nilai (yang berakhir), estimasi akuntansi, operasi dihentikan, pengukuran kepentingan nonpengendali, pinjaman pemerintah.

Opsi Pengecualian Tambahan 1

Kombinasi bisnis, pembayaran berbasis saham, nilai wajar/revaluasi sebagai deemed cost (untuk aset tetap), selisih penjabaran kumulatif, laporan keuangan tersendiri, instrumen keuangan majemuk, pajak tangguhan, perjanjian konsesi jasa, aktivitas ekstraktif, liabilitas purnaoperasi.


VI. Kesimpulan dan Rekomendasi untuk Bisnis Anda


SAK Entitas Privat (SAK EP) menandai evolusi penting dalam kerangka pelaporan keuangan di Indonesia, dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan entitas privat. Standar ini menawarkan keseimbangan yang strategis antara kualitas informasi yang tinggi dan kepraktisan implementasi, menghindari kompleksitas berlebihan yang sering ditemukan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis IFRS penuh. Dengan mengadopsi IFRS for SMEs, SAK EP bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang lebih relevan dan andal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan transparansi dan kredibilitas entitas di mata pemangku kepentingan eksternal.

Manfaat utama dari penerapan SAK EP bagi entitas privat mencakup peningkatan akses ke pasar modal, potensi penurunan biaya modal, dan pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik. Dengan menyajikan informasi keuangan yang lebih jelas dan terstruktur, entitas dapat menjembatani asimetri informasi dengan pemberi pinjaman dan investor, yang dapat membuka peluang pembiayaan yang lebih luas dan menguntungkan. Konsep "tanpa biaya atau upaya yang berlebihan" juga memberikan fleksibilitas penting, memungkinkan entitas untuk mengoptimalkan sumber daya mereka tanpa mengorbankan kualitas pelaporan yang esensial.

Namun, transisi dan implementasi SAK EP juga akan membawa tantangan. Perubahan dari SAK ETAP atau standar sebelumnya memerlukan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dan perlakuan akuntansi yang baru, serta penyesuaian pada sistem dan proses internal.

Untuk memastikan transisi yang lancar dan memanfaatkan SAK EP secara maksimal, entitas privat disarankan untuk mengambil langkah-langkah strategis berikut:

  • Penilaian Awal: Lakukan penilaian menyeluruh terhadap status akuntabilitas publik entitas dan tentukan apakah SAK EP adalah standar akuntansi yang paling tepat dan efisien untuk diterapkan.

  • Pelatihan dan Pengembangan: Investasikan dalam pelatihan yang komprehensif bagi staf akuntansi dan keuangan. Hal ini penting untuk memastikan mereka memahami secara mendalam prinsip-prinsip, perlakuan akuntansi spesifik, dan persyaratan pengungkapan yang baru di bawah SAK EP.

  • Evaluasi dan Penyesuaian Sistem: Tinjau dan sesuaikan sistem informasi akuntansi yang ada. Pastikan sistem mampu mengakomodasi persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan yang ditetapkan oleh SAK EP, termasuk kemampuan untuk menghasilkan laporan keuangan dengan format yang sesuai.

  • Perencanaan Transisi yang Matang: Manfaatkan periode transisi yang diberikan (hingga 1 Januari 2025) untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan antara standar akuntansi yang saat ini digunakan (misalnya SAK ETAP) dan SAK EP. Buat rencana transisi yang terperinci, termasuk penggunaan opsi pengecualian yang relevan, untuk meminimalkan gangguan operasional dan memastikan kepatuhan.

  • Konsultasi Profesional: Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan akuntan publik atau konsultan keuangan yang memiliki keahlian khusus dalam SAK EP. Bantuan profesional dapat memberikan panduan yang tak ternilai dalam menafsirkan ketentuan standar, mengelola kompleksitas transisi, dan memastikan kepatuhan penuh.

Pemahaman mendalam tentang SAK EP dan persiapan yang proaktif adalah kunci untuk tidak hanya memenuhi kewajiban regulasi, tetapi juga untuk mengubah tantangan transisi menjadi peluang untuk meningkatkan nilai bisnis melalui pelaporan keuangan yang lebih transparan dan kredibel.

Karya yang dikutip

  1. SAK Entitas Private.pdf

Komentar